Lukisan Dadaisme

Lukisan Dadaisme
jahns-consulting

Selasa, 01 Maret 2011

Macam Macam Cerpen

Cerita dari Sumatera Barat


Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang ratu bernama Bundo Kanduang, yang konon diciptakan bersamaan dengan alam semesta ini (samo tajadi jo alamko). Dia adalah timpalan Raja Rum, Raja Tiongkok dan Raja dari Laut. Suatu hari Bundo Kanduang menyuruh Kembang Bendahari, seorang dayangnya yang setia, untuk membangunkan putranya Dang Tuanku, yang sedang tidur di anjungan istana. Kembang Bendahari menolak, karena Dang Tuanku adalah Raja Alam, orang yang sakti. Bundo Kanduang lalu membangunkan sendiri Dang Tuanku, dan berkata bahwa Bendahara sedang mengadakan gelanggang di nagarinya Sungai Tarab, untuk memilih suami buat putrinya. Karena gelanggang tersebut akan dikunjungi banyak pangeran, marah dan sutan, dan putra-putra orang-orang terpandang, Dang Tuanku dan Cindua Mato seharusnya ikut serta di dalamnya. Bundo Kanduang memerintahkan Dang Tuanku untuk menanyakan apakah Bendahara akan menerima Cindua Mato sebagai suami dari putrinya, Puti Lenggo Geni. Setelah menerima pengajaran tentang adat Minangkabau dari Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Cindua Mato dan para pengiringnya berangkat ke Sungai Tarab.

Asal Mula Nama Palembang

Pada zaman dahulu, daerah Sumatra Selatan dan sebagian Provinsi Jambi berupa hutan belantara yang unik dan indah. Puluhan sungai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Barisan, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wilayah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Ba*tanghari Sembilan. Sungai besar yang mengalir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Sungai Rawas, dan beberapa sungai yang bermuara di Sungai Musi. Ada dua Sungai Musi yang bermuara di laut di daerah yang berdekatan, yaitu Sungai Musi yang melalui Palembang dan Sungai Musi Banyuasin agak di sebelah utara.
Karena banyak sungai besar, dataran rendah yang melingkar dari daerah Jambi, Sumatra Selatan, sampai Provinsi Lampung merupakan daerah yang banyak mempunyai danau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu adalah rawa yang digenangi air laut saat pasang. Sedangkan kota Palembang yang dikenal sekarang menurut sejarah adalah sebuah pulau di Sungai Melayu. Pulau kecil itu berupa bukit yang diberi nama Bukit Seguntang Mahameru.
Keunikan tempat itu selain hutan rimbanya yang lebat dan banyaknya danau-danau kecil, dan aneka bunga yang tumbuh subur, sepanjang wilayah itu dihuni oleh seorang dewi bersama dayang-dayangnya. Dewi itu disebut Putri Kahyangan. Sebenarnya, dia bernama Putri Ayu Sundari. Dewi dan dayang-dayangnya itu mendiami hutan rimba raya, lereng, dan puncak Bukit Barisan serta kepulauan yang sekarang dikenal dengan Malaysia. Mereka gemar datang ke daerah Batanghari Sembilan untuk bercengkerama dan mandi di danau, sungai yang jernih, atau pantai yang luas, landai, dan panjang.
Karena banyaknya sungai yang bermuara ke laut, maka pada zaman itu para pelayar mudah masuk melalui sungai-sungai itu sampai ke dalam, bahkan sampai ke kaki pegunungan, yang ternyata daerah itu subur dan makmur. Maka terjadilah komunikasi antara para pedagang termasuk pedagang dari Cina dengan penduduk setempat. Daerah itu menjadi ramai oleh perdagangan antara penduduk setempat dengan pedagang. Akibatnya, dewi-dewi dari kahyangan merasa terganggu dan mencari tempat lain.
Sementara itu, orang-orang banyak datang di sekitar Sungai Musi untuk membuat rumah di sana. Karena Sumatra Selatan merupakan dataran rendah yang berawa, maka penduduknya membuat rumah yang disebut dengan rakit.
Saat itu Bukit Seguntang Mahameru menjadi pusat perhatian manusia karena tanahnya yang subur dan aneka bunga tubuh di daerah itu. Sungai Melayu tempat Bukit Seguntang Mahameru berada juga menjadi terkenal.
Oleh karena itu, orang yang telah bermukim di Sungai Melayu, terutama penduduk kota Palembang, sekarang menamakan diri sebagai penduduk Sungai Melayu, yang kemudian berubah menjadi pen*duduk Melayu.
Menurut bahasa Melayu tua, kata lembang berarti dataran rendah yang banyak digenangi air, kadang tenggelam kadang kering. Jadi, penduduk dataran tinggi yang hendak ke Palembang sering me*ngatakan akan ke Lembang. Begitu juga para pendatang yang masuk ke Sungai Musi mengatakan akan ke Lembang.
Alkisah ketika Putri Ayu Sundari dan pengiringnya masih berada di Bukit Seguntang Mahameru, ada sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di pantai Sumatra Selatan. Tiga orang kakak beradik itu ada*lah putra raja Iskandar Zulkarnain. Mereka selamat dari kecelakaan dan terdampar di Bukit Seguntang Mahameru.
Mereka disambut Putri Ayu Sundari. Putra tertua Raja Iskandar Zulkarnain, Sang Sapurba kemudian menikah dengan Putri Ayu Sundari dan kedua saudaranya menikah dengan keluarga putri itu.
Karena Bukit Seguntang Mahameru berdiam di Sungai Melayu, maka Sang Sapurba dan istrinya mengaku sebagai orang Melayu. Anak cucu mereka kemudian berkembang dan ikut kegiatan di daerah Lembang. Nama Lembang semakin terkenal. Kemudian ketika orang hendak ke Lembang selalu mengatakan akan ke Palembang. Kata pa dalam bahasa Melayu tua menunjukkan daerah atau lokasi. Pertumbuhan ekonomi semakin ramai. Sungai Musi dan Sungai Musi Banyuasin menjadi jalur per*dagangan kuat terkenal sampai ke negara lain. Nama Lembang pun berubah menjadi Palembang

Bawang Merah Bawang Putih

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

Minggu, 27 Februari 2011

Recount Text

My Adventure at Leang-Leang Cave


             On Sunday, my parents, my best fruend Novi, and I visited a cave at Maros called Leang-leang . It was my first time to visit the cave, better yet, my best friend came to visit it with me!The cave was famous for its primitive cave wall paintings which were some hand prints and wild boar paintings. 
           
            The cave and its surroundings was turned into a national park, so it was taken care of. My parents took a rest in a small hut for visitors of the park, while Novi and I adventured around the cave with a guide. We had to climb some metal stairs to get to the cave, because the cave was embedded into a small mountain. Next stop was a place where some seashells littered the ground and some were actually piled into a big mound! The guide said that these piles of seashells are called kjokkenmoddinger, or kitchen trash. The humans who lived here ate the shells and dumped the left overs in their 'kitchen'. 
           
             The last place was a small museum where they have skeletons of the humans who lived in the caves. The skeletons along with some roughly made jewelry and weapons were placed inside glass cases for display. The walls of the museum were adorned with photographs taken when they did an excavation there.
After a quick lunch with Novi and my parents, we decided it was time to go back home. We really had the time of our lives!

Descciptive Text

My Cat Gregory
 
              Gregory is my beautiful gray Persian cat. He walks with pride and grace, performing a dance of disdain as he slowly lifts and lowers each paw with the delicacy of a ballet dancer. His pride, however, does not extend to his appearance, for he spends most of his time indoors watching television and growing fat. 
              
             He enjoys TV commercials, especially those for Meow Mix and 9 Lives. His familiarity with cat food commercials has led him to reject generic brands of cat food in favor of only the most expensive brands.
 
             Gregory is as finicky about visitors as he is about what he eats, befriending some and repelling others. He may snuggle up against your ankle, begging to be petted, or he may imitate a skunk and stain your favorite trousers. Gregory does not do this to establish his territory, as many cat experts think, but to humiliate me because he is jealous of my friends.After my guests have fled, I look at the old fleabag snoozing and smiling to himself in front of the television set, and I have to forgive him for his obnoxious, but endearing, habits.

Natarive Text

The Legend of Lake Toba

There was a fisherman who lived in Batak Land. His name was Batara Guru Sahala. When he was angling, he caught a fish. He was surprised to find that fish because the fish could talk and it begged to set it free. He did accordingly.
After getting free, the fish changed into a beautiful woman and Sahala fell in love with her. Sahala asked her to marry him and the woman received him. However, she asked his promised not to tell anyone the secret that she was once a fish. They were very happily married, and got two daughters.
It was a pity on Sahala. One day when he got very angry with his daughters, he forgot his promise and he broke it. He told his daughters that they were the daughters of a fish.
His wife could not forgive him. Suddenly, the earth began to shake and volcanoes started to erupt. The earth cracked and formed a big hole. People said that the hole became Lake Toba.
 
 

Tangkuban Parahu

Long time ago in West Java, there lived a woman named Dayang Sumbi. She was thirsting for a husband. Along her life she kept praying and praying. At last, God heard her pray. A male dog picked her up and Dayang Sumbi got married to the dog and called the dog ‘Tumang’. After years, Dayang Sumbi gave a birth to baby and named him Sangkuriang. Unfortunately, Dayang Sumbi never told Sangkuriang who his father was.
One day, Sangkuriang was hunting with Tumang in the forest and he found nothing except a little animal. He blamed Tumang for the failure and then he killed Tumang. When Dayang Sumbi knew that she hit Sangkuriang’s head with a big spoon and expelled him.
Many years later, Sangkuriang wandered and found an old house in the forest. Sangkuriang came closer to the house and there was an old beautiful woman. The woman, Dayang Sumbi, recognized the wanderer as Sangkuriang.
Unintentionally, Sangkuriang forced Dayang Sumbi to marry him. Dayang Sumbi agreed to marry him but Sangkuriang had to build a vast boat, just in one night.
At night, Sangkuriang called his friends, ghosts and fairies to help him. Feared with the boat to complete, Dayang Sumbi asked other women in her village to help her. Then the women punched the grains with grain puncher to make noise which disturbed the ghosts and fairies.
The morning came before Sangkuriang completed the boat. Unfortunately the fairies and the ghosts also left Sangkuriang alone. Finaly Sangkuriang got very angry and kicked away the boat to the downside, which finally turned into a mountain, called Tangkuban Parahu.
 
 

The Legend of Malin Kundang

An old woman and her son lived in a little village. Her son was called Malin Kundang. They were very poor but they loved each other very much.
One day Malin Kundang told his mother that he would go to town and work there. At first his mother did not allow him but finally she let him go with tears.
Malin Kundang worked hard in a big town and in a short time he became a rich man. However he completely forgot his poor old mother. 
Some years later he sailed to a harbor near his village. When his mother heard about this news she came to meet him. Malin Kundang pretended not to know her. He said, “You are not my mother. Go away!” His mother became very sad and before she went she said, “Oh, Malin Kundang, you are a wicked son. You’ll never be safe now. You and your money will turn to stone.”
Some days later his ship left the harbor. The sea was calm but when he reached the open sea there was a great storm. The ship was drowned. Malin Kundang and his money changed into a stone.
Now people call it Batu Si Malin Kundang. We can see the stone from Air Manis, a village on the coast of West Sumatra near Padang.

Jumat, 25 Februari 2011

Tentang Narkoba

 Sebotol heroin yang merupakan salah satu narkoba yang paling dikenal.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.Daftar isi [sembunyikan]
1 Penyebaran
2 Efek
3 Jenis
3.1 Kontroversi
4 Pemanfaatan
5 Pranala Luar

Penyebaran Narkoba
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

Efek
Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian

Jenis
Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Kontroversi

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis sativa" dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Budidaya

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.

Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.

Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

Senin, 21 Februari 2011

Dadaisme

I. PENGENALAN
Dada, adalah sebuah gerakan seni di awal abad 20, yang anggotanya bertujuan untuk menyindir secara konyol kebudayaan pada masa itu melalui rancangan seni pertunjukan, puisi, dan seni visual yang absurd. Para Dadais merangkul hal-hal yang luar biasa, irasional, dan yang bertentangan secara besar-besaran sebagai reaksi terhadap kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak dapat dipahami dalam Perang Dunia I (1914-1918). Karya mereka dipicu oleh keyakinan bahwa nilai-nilai nasionalisme kebudayaan Eropa yang tertancap kuat, militerisme, dan bahkan tradisi panjang filsafat rasional mempunyai andil yang besar atas terjadinya kengerian perang tersebut. Dada sering digambarkan sebagai nihilistik, yaitu menolak semua nilai-nilai moral; bagaimanapun juga, para Dadais menganggap gerakan mereka sebagai penegasan akan pentingnya hidup ketika menghadapi kematian.

II. BENTUK-BENTUK AWAL
Gerakan Dada memperoleh nama dan identitas yang dapat dikenal jelas pada tahun 1916, tapi karya beberapa seniman sebelumnya telah mengandung roh Dada pada tahun-tahun lebih awal. Pada tahun 1913, seniman Perancis Marcel Duchamp membuat karya-siap-saji pertamanya, yang mana ia mengerek obyek sehari-hari seperti roda sepeda atau rak botol, mengangkat statusnya menjadi setara dengan seni ukir hanya dengan cara memamerkannya di galeri dan mendaulatnya sebagai seni. Duchamp dan seniman Perancis lainnya, Francis Picabia, membuat lukisan-lukisan dan gambar-gambar yang penuh dengan main-main, dan ukiran yang menggambarkan figur sebentuk mesin misterius-sebuah sindiran keras terhadap teknologi baru. Karya mereka menarik perhatian himpunan kecil-tapi-aktif para pemuka masyarakat, penulis, dan seniman Amerika yang simpatik termasuk fotografer Man Ray.
III. KABARET VOLTAIRE
Dadaisme diluncurkan secara sungguh-sungguh pada Februari 1916 ketika Hugo Ball, seorang penyair dan musisi Jerman, beserta istrinya, seniman panggung Emmy Hennings, membuka Kabaret Voltaire di Zurich, Swiss. Sebagai negara netral, Swiss adalah tempat perlindungan bagi para penentang perang, dan sedari awal Kabaret tersebut telah menarik banyak kelompok seniman dan kaum intelektual internasional. Mereka lalu melaju dibawah panji Dada, sebuah istilah yang asal muasalnya masih diperdebatkan. Penulis Jerman (yang kemudian menjadi psikolog), Richard Huelsenbeck, mengklaim bahwa ia dan Ball memilih nama itu sebagai nama panggung bagi penari wanita dalam Kabaret; tapi penulis Rumania yang lahir di Perancis, Tristan Tzara, yang menjadi penyebar utama Dada, juga mengklaim kepenulisan nama tersebut. Dalam beberapa hal, nama Dada, yang bahasa Perancisnya “kuda mainan”, memenangkan banyak dukungan untuk keambiguannya dan jelas-jelas tak punya makna sama sekali. Dalam manifesto pada tahun 1918, Tzara memproklamirkan, “DADA BERARTI BUKAN APA-APA”.
Acara-acara malam hari di Kabaret Voltaire dimaksudkan sebagai sindiran keras dan mengundang pementasan oleh sebagian penyair yang merupakan anggota gerakan seni sejawat di Italia yang dinamakan futurisme, yang merayakan permesinan, kecepatan, dan aspek-aspek lainnya dari kehidupan modern. Keseragaman pemahaman diletakkan paling rendah, dan busana yang dikenakan seringkali aneh. Seniman Perancis, Jean Arp, adalah partisipan tidak tetap dalam Kabaret Voltaire yang menggambarkan sebuah malam pementasan sebagai “Kekacauan total. Orang-orang di sekeliling kami berteriak, tertawa, dan menggeliat-gelinjang. Sahutan-sahutan kami adalah desah-desah cinta, berondongan sedakan, puisi-puisi, lenguhan-lenguhan… Tzara meliuk-liukan pantatnya seperti perut penari oriental. [Seniman Rumania Marcel] Janco memainkan biola tak kasat mata lalu menunduk dan menggesek-geseknya… Nyonya Hennings, dengan wajah Madonna, merenggangkan kakinya sampai ke dasar lantai. Huelsenbeck menabuh-nabuh drum yang sangat besar tanpa henti, dengan Ball menemaninya pada piano, pucat pasi seperti hantu berkapur.”
Para Dadais mempromosikan seni untuk anak-anak, orang gila, non-eropa, dan orang-orang lainnya yang di luar norma-norma yang bisa diterima masyarakat Eropa.
IV. DADAISME DI JERMAN DAN PERANCIS
Dalam setahun sejak didirikan pada tahun 1916, fokus Dada bergeser. Kabaret Voltaire hanya bertahan lima bulan, dan Ball keluar dari gerakan tersebut tahun 1917. Tzara tetap aktif di Zurich, menerbitkan majalah Dada, tapi Huelsenbeck pada tahun 1917 kembali ke Berlin, ibukota Jerman yang luluh lantak oleh perang, di mana Dada menjadi jauh lebih condong ke politik. Huelsenbenk membuat komitmen terhadap filsafat politik sosialis sebagai prinsip sentral Dada, dan kemudian menariknya kembali, “di sana ada seniman dan borjuis. Kau harus mencintai satu dan membenci yang lain.”
Sementara Huelsenbeck memproklamirkan “Dadais mempertimbangkan perlunya untuk mulai keluar melawan seni, karena ia telah melihat di balik kepalsuannya sebagai keran keamanan moral,” seorang Dadais Jerman lainnya menghasilkan ejawantah karya seni visual penting dari gerakan tersebut dalam bentuk potret serpihan. Menggunakan gambar-gambar yang dipotong dari koran-koran dan bungkusan iklan, seniman Raoul Hausmann, John Heartfield, dan Hannah Hoch membuat karya serpihan satiris yang brutal menyerang masyarakat dan pemerintah Jerman. Seniman Jerman George Grosz membuat gambar-gambar menggigit secara seimbang yang mendakwa masyarakat Jerman terhempas ke jurang kekacauan yang dalam setelah kalah perang.
Pusat lainnya dari aktivitas Dada di Jerman termasuk Cologne, di mana Max Ernst membuat lukisan-lukisan dan karya serpihan, dan Hannover, di mana Kurt Schwitters merakit ukiran dari serpihan-serpihan puing bangunan biasa. Proyek Schwitters, yang dinamainya Merz (rakitan kata), mencapai puncak dalam karya yang dinamainya Merzbau (1923-1936, dihancurkan), sebuah rakitan dari obyek-obyek yang kurang berguna yang memenuhi hampir seluruh studio dan rumah keluarganya. Cengkeraman Dada yang terakhir adalah di Paris, tempat ke mana hampir semua partisipan pentingnya-Tzara, Ernst, Picabia, Duchamp, Man Ray, dan Arp—pindah antara tahun 1919 sampai 1922.
V. WARISAN DADA
Pada akhir tahun 1922 gerakan Dada mulai runtuh. Perselisihan meningkat di antara beberapa anggotanya, dan yang lainnya tampaknya lelah mempertahankan pendirian kebencian membabi buta terhadap masyarakat. Di Paris para Dadais bergabung dengan sekelompok penulis, termasuk orang-orang Perancis André Breton, Louis Aragon, Paul Éluard, dan Philippe Soupault, yang menuangkan ketertarikan Dada terhadap irasionalitas dan kesempatan ke dalam gerakan baru yang dikenal sebagai surealisme. Pengaruh Dada juga terasa dalam beberapa gerakan-gerakan sesudahnya. Antara lain kelompok seniman pementasan pada tahun 1960 yang dikenal sebagai Fluxus; gerakan seni pop, yang mana meracik image dari kebudayaan populer; dan gerakan seni konseptual, yang mana menampilkan konsep/ide itu sendiri sebagai seni.

Tokoh Dadaisme

a. internasional

  • Guillaume Apollinaire — Prancis
  • Hans Arp — Swiss, Prancis dan Jerman
  • Hugo Ball — Swiss
  • Johannes Baader — Jerman
  • John Heartfield — Jerman
  • Arthur Cravan — Amerika Serikat
  • Jean Crotti — Prancis
  • Theo van Doesburg — Belanda
  • Marcel Duchamp — Prancis dan Amerika Serikat
  • George Grosz — Jerman
  • Max Ernst — Jerman
  • Elsa von Freytag-Loringhoven — Amerika Serikat, Jerman
  • Hannah Höch — Jerman
  • Marsden Hartley — Amerika Serikat
  • Raoul Hausmann — Jerman
  • Emmy Hennings — Swiss
  • Richard Huelsenbeck — Swiss dan Jerman
  • Marcel Iancu — Swiss (lahir di Romania)
  • Clément Pansaers — Belgia
  • Francis Picabia — Swiss, Amerika Serikat dan Prancis
  • Man Ray — Amerika Serikat dan Prancis
  • Hans Richter — Jerman, Swiss dan Amerika Serikat
  • Kurt Schwitters — Jerman
  • Sophie Taeuber-Arp — Swiss
  • Tristan Tzara — Swiss dan Prancis (lahir di Romania)
  • Beatrice Wood — Amerika Serikat dan Prancis
  • Ilia Zdanevich (Iliazd) — Georgia dan Prancis
Contoh gambar Dadaisme


     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Fauvisme

    Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2.
    Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.

    Definisi

    Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.
    Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier:
    "How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion."
    "Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion."
    Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.
    Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail.
    Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.

    Pengaruh

    Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh karya-karya Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh. Meskipun pelukis tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era dengan dimulainya aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya akan menjadi pelukis fauvis.
    Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak konsep seni rupa modern berikutnya.
    Sejarah terbentukya
    Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.

    Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier:

    "How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion."

    "Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion."

    Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.

    Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail.

    Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.

     

    Tokoh Fauvisme

    Luar Negeri (internasional)
    1. Henry Matisse
    2. Andre Derain
    3. Georges Braque
    4. Albert Marquet
    5. Henry Manguin
    6. Charles Camoin
    7. Henry Evenopoel
    8. Jean Puy
    9. Maurice de Vlaminck
    10. Raoul Dufy
    11. Othon Fryez
    12. Georges Roua
    Contoh gambar Fauvisme